Sebuah Outo Biografi, Dr. Sawaluddin, M.Pd.I
Sosok pria jangkung yang memiliki penampilan cuek tapi ramah jika di ajak cerita, apalagi berhubungan dengan ilmu pengetahuan, mulutnya akan langsung berkomat kamit laksanak seorang dukun yang membaca mantra. Beilau adalah anak ke 8 dari 8 bersaudara, yang lahir di sebuah kampung kecil bagian Selatan Provinsi Sumatra Utara, yakni tepatnya di Desa Sorimadingin Lama, Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan, tepatnya 28 tahun yang lalu yakni 15 Juli 1984. Setelah penulis lahir maka Ayahanda Jeges Siregar (Alm) dan Ibunda tercinta Haslan Harahap menyematkan nama Sawaluddin.
Pada tahun 1991, Sawaludin kecil mangenyam pendidikan Sekolah Dasar yang ada di kampung halaman yakni SD Inpres Muara, sehingga pada tahun 1997, menyelasaikan studi. Pada tahun yang sama penulis kembali melanjutkan pendidikan ketingkat Tsanawiyah yang ada di kampung yakni MTs Idrisiyah Pasir Nauli. Ditahun 2000 penulis berhasil menyelesaikan studi pada tingkat MTs. Di tahun yang sama dengan dukungan dan keinginan penulis untuk lebih memperdalam pengetahuan tentang Agama Islam, penulis melanjutkan studi kepondok Pesantren Mustopawiyah Purba-Baru. Berkat kegigihan dan kerja keras serta do’a orang tua, sawaluddin meyelesaikan studi sampai kelas tujuh yakni pada tahun 2005.
Pada Tahun 2005, beliau berencana ingin menambah lagi pengetahuan kejenjang lebih tinggi yakni Perguruan Tinggi. Namun karena ekonomi keluarga yang tidak mendukung, membuat penulis mencari cara untuk bisa melanjutkan pendidikan dengan mengudu nasib diperantauan mana tau bisa kerja sambil sekolah. Dengan Izin tercinta, penulis di pun berangkan ketanah Melayu yakni kota Pekanbaru Provinsi Riau dengan harapan cita-cita dihati tercapai. Sehingga pada tahun 2005 tepatnya bulan April penulis menginjakkan kaki di kota Pekanbaru Negeri Melayu. Setelah berada dikonta Pekanbaru, penulis mulai meniti karir menjadi seorang pengasuh di salah satu Panti Asuhan Anak Yatim yak ada Kecamatan Siak Hulu, sembari memberikan pedidikan di tingkat SD dan SMP, yang ada di panti tersebut. Ketika pendaftaran PT di buka penulis mendaftarakan diri sebagai calon Mahasiswa di salah satu Universitas Swasta ternama yang ada di kota Pekanbaru, yakni UIR, namun sayang belum di Izinkan oleh pinpinan utuk Kuliah.
Tahun 2006 kesempatan baru diperoleh penulis utuk melanjutka pendidikan seiring dengan izin pinpinan. Keberadan penulis tidak begitu lama menjadi sorang pengasuh Panti Asuhan, akhirnya pada akhir 2007 saya mengundurkan diri jadi pengasuh. Pada tahun 2008 penulis memulai hidup baru menjadi seorang marmud Masjid yang lebih tren dengan sebutan Garim Masjid di daerah Harapan Raya dan di tahun yang sama penulis bergabung dengan MDA Raudhatus Shalihin, di wilayah Bukit Barisan sampai sekarang. Dari sanalah penulis berjuang untuk bisa menyelesaikan studi penulis di Fakultas Agama Islam Universitas Islam Riau.
Pada tanggal 21 Januari Tahun 2010, dengan kerja keras dan dukungan serta dari berbagai pihak termasuk keluarga, penulis menyelesaikan studi kesajarnaan dengan memperoleh gelar S. Pd.I, dengan predikat terbaik. Ditahun yang sama tepatnya Juli 2010 penulis kembali menambah pengetahuan kejenjang S2. Pada tahun 2011 penulis bergabung dengan MTs An-Najah yang ada di kota Pekanbaru, di tahun yang sama juga penulis bergabung dengan Almamater penulis FAI UIR, di bagian perpustakaan Fakultas yang menjabat sebagai kepala sampai sekarang. Ditahun 2012 penulis diberikan kepercayaan oleh Bapak Rizal Dairi untuk mengasuh Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Fakultas Ilmu Komunikasi UIR, sebagai Asisten beliau.
Tidak sampai disitu, pria yang kepalanya yang memiliki rambut yang unik, mengakhiri masa lajangny di tahun 2013 dan saat ini sudah memiliki 2 puri yang cantik. Kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan yang menjadikan beliau menjadi orang yang tidak lelah untuk belajar dan menambah pengetahuan baik terhadap orang yang dibawahnya dan diatasnya stratanya, yang terpenting baginya adalah pengetahuannya bertambah, hingga pada akhirnya di tahun 2014 beliau diberikan kesempatan oleh kementerian Agama Indonesia Melalui Program 5000 Doktor yang dikelola langsung oleh kemeterian Agam Indonesia, hingga pada akhirnya di tahun 2017 belia menyelesaikan kuliahnya dengan IPK 3.75 dengan Pridikat Cumlaude. Satu tujuan besarnya saat ini adalah bisa meraih gelar profesor sebelum Usianya menginjak 40 tahun, sebagi gelar tertinggi dibidang akaemik.
Sebagai seorang akademis, terdapat berapa perguruan tinggi yang pernah beliau bergabung sebut saja UIN Suska Riau, UIR, STAIR Rokan, STAIN Madina, STAI Nurul Hidayah Selat Panjang, STIT Mumtaz, selain itu juga belia dikenal diberbagai organisasi sebut saja Badan Akreditasi Sekolah dan Madrasah Provinsi Riau (BAN SM P), Provinsi Riau, Bendahara Asosiasi Dosen PAI di perguruan Tinggi Umum (ADPISI) Riau, Ikatan sarjana Nahdatul Ulama Kota Pekanbaru. Selain itu juga belia dikenal sebagai Assesor SPK (Satuan Pendidikan Kerjasama) Indonesia untuk Sekolah Internasional, dan Konsultan Perguruan Tinggi bersama Timnya. Tidak sampai disitu, beliau juga sering mengisikegiatan yang berhubungan dengan akrediatasi diberbagai perguruan tinggi yang ada di indonsesia, sehingga banyak penghargaan yang belia terima.
Untuk meraih impiannya sebagai guru besar, tentu tulis menulis tidak asing lagi baginya, hal tersebut terdapat beberapa tulisan yang sudah terpublikasi secara nasional dan internasional yang bisa diakses di googel Schoolar sawaluddinregar dan Academi.edu.
Hanya satu harapan semoga Allah memberikan keberkahan Ilmu yang penulis dapatkan dari sekian guru dan dosen tempat penulis mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengajaran. Dan semoga Allah merahmati dan mengampuni segala dosa guruku.